KOIN UNTUK KPK DARI JOGJA
PWCY Kumpulkan Koin untuk Pembangunan Gedung KPK
KOIN KPK: Pelajar Jogja Galang Dana
JOGJA- Tak ingin ketinggalan dengan gerakan pengumpulan koin untuk pembangunan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di sejumlah daerah, sejumlah siswa SMP - SMA yang tergabung dalam kelompok pelajar anti korupsi menggalang sawera koin serupa.
Aksi tersebut sejatinya dilakukan dalam sepekan ini. Selain di Titik Nol Kilometer, aksi juga dilakukan di Balai Kota Jogja, Jumat (13/7/2012). Selama satu pekan aksi penggalangan dana tersebut dilakukan, mereka berhasil meraup total dana sebesar Rp808.200. “Kami sengaja mengisi liburan ini dengan kegiatan positif, yakni menggalang dana untuk membantu pembangunan gedung KPK,” jelas Koordinator Pelajar Pengumpulan Koin, Ivone Krissanni, di Balai Kota.
Menurutnya, bila gedung baru untuk KPK bisa segera terwujud, maka proses pemberantasan korupsi pun akan lebih baik lagi. Para pelajar tersebut berkeliling di sejumlah Dinas. Ada pula pelajar yang ‘mencegat’ di jalan kompleks Balai Kota dengan membawa wadah dari anyaman bambu. “Aksi di Balai Kota merupakan kelanjutan dari pengumpulan koin yang telah dilakukan di Titik Nol Kilometer beberapa waktu sebelumnya. Antusiasme masyarakat sangat baik,” jelasnya.
Di Balaikota, tiga orang pegawai Departemen Informasi Repulik Rakyat China, Xu Yan Ming, Xin Xia dan Shen Xue Mei yang tengah berkunjung turut menyumbang. Meski awalnya mereka mengaku tidak memahami tujuan penggalangan dana tersebut, namun mereka tidak segan mengeluarkan uang rupiah. “Kami tidak memahami tujuan (penggalangan dana) itu, tapi demi kebersamaan dan solidaritas kami memberikan sumbangan,” kata Xu Yan Ming.
Dari beberapa kali kegiatan pengumpulan koin, jumlah total sumbangan yang berhasil dikumpulkan akan disumbangkan ke KPK. “Kami bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga melakukan kegiatan serupa. Dana yang berhasil dikumpulkan ini akan diserahkan ke KPK melalui UGM,” kata siswa SMA Santa Maria, Jogja itu.
Ivone mengatakan, latar belakang kegiatan pengumpulan koin tersebut adalah karena DPR masih memberikan tanda bintang untuk dana pembangunan gedung baru KPK tersebut. Kegiatan pengumpulan dana tersebut, lanjut dia, merupakan tindak lanjut dari kegiatan menanam pohon anti korupsi di Kantor Gubernur DIY pada 25 Mei lalu. “Kami menyisihkan uang saku untuk menyumbang dana sebagai wujud kepedulian kami mencintai KPK,” tambah Zahra S. Arumdhani, siswa SMA Negeri 1 Imogiri, Bantul yang ikut kegiatan tersebut.
Sedangkan Koordinator Duta Pelajar Anti Korupsi Ayuningtyas Rachmasari mengatakan, pelajar mengajak masyarakat Indonesia untuk semakin memiliki sikap anti korupsi. “Kami akan berkunjung dan belajar langsung ke KPK serta menanam pohon anti korupsi di sana. Kami akan terus berkampanye tentang sikap anti korupsi, sehingga bisa semakin tersebar dan tumbuh di hati masyarakat,” pungkas siswa SMA Negeri 10, Jogja itu.
Sumber : http://www.solopos.com
Sisihkan Uang Saku, Pelajar Sumbang Gedung KPK
TEMPO.CO, YGY – Puluhan pelajar di Daerah Istimewa Yogyakarta menyisihkan sebagian uang saku mereka untuk membantu pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi. “Penggalangan dananya sejak seminggu lalu,” kata koordinator Pelajar Pengumpulan Koin, Ivonne Krissanni, Jumat siang, 13 Juli 2012.
Siswi kelas XI SMA Santa Maria, Kota Yogyakarta, itu mengatakan pengumpulan dana tersebut digalang oleh pelajar yang tergabung dalam Duta Pelajar Pohon Anti-Korupsi. Anggotanya puluhan pelajar dari sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. “Kami hanya ingin mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia,” katanya.
Sebagai pelajar, Ivonne biasa mendapat saku sebesar Rp 10.000 per hari dari orang tuanya. Dalam kegiatan penggalangan dana itu, ia menyumbang Rp 9.000 dari tabungan miliknya. “Rp 5.000 recehan dan Rp 4.000 uang kertas,” kata dia.
Nurul Meika, siswi SMA Negeri 10 Kota Yogyakarta, justru memotong Rp 3.000 langsung dari uang saku sekolahnya. “Saya biasa dapat saku Rp 10.000 per hari,” katanya. Hal yang sama juga dilakukan rekan satu sekolahnya, Sunarman Purnomo. Dengan uang saku Rp 5.000 per hari, Sunarman menyisihkan Rp 3.000 untuk menyumbang.
Sementara Zahra Sonda, siswa SMA Negeri 1 Imogiri, Kabupaten Bantul, selain menyisihkan Rp 2.000 dari uang sakunya yang sebesar Rp 5.000 per hari, ia juga menggalang lima rekan satu sekolahnya untuk mencari sumbangan pada siswa lain. “Hasilnya lumayan,” katanya.
Namun ia mengaku tak hapal secara terperinci berapa banyak sumbangan yang berhasil dikumpulkan dari sesama pelajar di sekolahnya. “Karena uangnya langsung digabung dengan sumbangan yang lain,” katanya.
Selain menggalang dana dari sebagian uang saku pelajar, gerakan Duta Pelajar Pohon Anti-Korupsi ini juga menggalang dana dari masyarakat umum. Pekan lalu, mereka menggalang pengumpulan koin di Titik Nol Kilometer Malioboro. Hasilnya, mereka mengumpulkan dana sebanyak Rp 808.200.
Siswi kelas XI SMA Santa Maria, Kota Yogyakarta, itu mengatakan pengumpulan dana tersebut digalang oleh pelajar yang tergabung dalam Duta Pelajar Pohon Anti-Korupsi. Anggotanya puluhan pelajar dari sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. “Kami hanya ingin mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia,” katanya.
Sebagai pelajar, Ivonne biasa mendapat saku sebesar Rp 10.000 per hari dari orang tuanya. Dalam kegiatan penggalangan dana itu, ia menyumbang Rp 9.000 dari tabungan miliknya. “Rp 5.000 recehan dan Rp 4.000 uang kertas,” kata dia.
Nurul Meika, siswi SMA Negeri 10 Kota Yogyakarta, justru memotong Rp 3.000 langsung dari uang saku sekolahnya. “Saya biasa dapat saku Rp 10.000 per hari,” katanya. Hal yang sama juga dilakukan rekan satu sekolahnya, Sunarman Purnomo. Dengan uang saku Rp 5.000 per hari, Sunarman menyisihkan Rp 3.000 untuk menyumbang.
Sementara Zahra Sonda, siswa SMA Negeri 1 Imogiri, Kabupaten Bantul, selain menyisihkan Rp 2.000 dari uang sakunya yang sebesar Rp 5.000 per hari, ia juga menggalang lima rekan satu sekolahnya untuk mencari sumbangan pada siswa lain. “Hasilnya lumayan,” katanya.
Namun ia mengaku tak hapal secara terperinci berapa banyak sumbangan yang berhasil dikumpulkan dari sesama pelajar di sekolahnya. “Karena uangnya langsung digabung dengan sumbangan yang lain,” katanya.
Selain menggalang dana dari sebagian uang saku pelajar, gerakan Duta Pelajar Pohon Anti-Korupsi ini juga menggalang dana dari masyarakat umum. Pekan lalu, mereka menggalang pengumpulan koin di Titik Nol Kilometer Malioboro. Hasilnya, mereka mengumpulkan dana sebanyak Rp 808.200.
Sebenarnya masih ada beberapa berita dan liputan lagi tentanf kegiatan pengumpulan koin untuk KPK oleh PWCY, tapi karena keterbatasan, Jadi kami mohon maaf hanya ini yang dapat kami suguhkan :)
Foto - Foto disini diambil oleh salah seorang anggota PWCY yang memiliki talenta memotret, yakni Aloysius Dhimas Trikurnian :D
Terimakasih sudah mampir untuk membaca, kalau - kalau bersedia mengeshare kami sangat sangat berterimakasih :)
Gbu :D