Sabtu, 07 Juli 2012


Situs Komik "Club Sundae" Shogakukan Tampilkan Tampilan Karya Kartunis Warga Asal Indonesia



(Jakarta-Indonesia) Situs komik "Club Sundae" Shogakukan Publisher Inc. asal Jepang, terbitkan komik manga karya Vivian Wijaya (33 tahun), yang merupakan kartunis manga perempuan Indonesia pertama pada 4 November silam.









Komik manga "Kokkyounaki Gakuen" (Sekolah tanpa batas" terdiri dari 17 halaman, menceritakan tentang kehidupan pelajar asing asal Jepang, yang mengalami 'culture gap' saat bersekolah di luar negeri, diambil dari pengalaman pribadi Vivian ketika sekolah SMA di Inggris, dan tinggal di asrama. Manga "Kokkyounaki Gakuen" telah diterjemahkan ke dalam tiga bahasa, yakni Jepang, Inggris, dan Indonesia.

Club Sundae banyak menerbitkan serial komik manga populer dari kartunis terkenal. Namun akhir-akhir ini, Shogakukan banyak menampilkan kartunis pendatang baru untuk situs Shounen (manga khusus remaja laki-laki). "Saya berharap tidak hanya orang Jepang yang membaca, namun teman-teman saya pun dapat membacanya", ujar Vivian menulis komik manga kedalam tiga bahasa, yang merupakan pertama kalinya diujicobakan di situs Club Sundae.






Vivian pertama kali belajar menggambar komik manga pada usia 6 tahun, kaena orang tuanya menyediakan banyak komik manga agar Vivian tidak melupakan bahasa Jepang. Sebelumnya, karena tua Vivian pernah tinggal, dan bersekolah di Jepang hingga usia 6 tahun. Kemudian tinggal di Indonesia hingga lulus SMP, setelah itu tinggal di Amerika, dan Inggris hingga tamat SMA.

Keinginan Vivian menjadi komikus sempat ditentang oleh orang tuanya yang berlatar belakang dokter, sehingga Vivian mengambil sekolah kedokteran spesialis ahli bedah di Irlandia. "Bagi saya, pekerja dokter seperti mesin, ketika menulis komik manga saya merasa hidup kembali sebagai manusia", ungkap Vivian yang merupakan lulusan "Machiko Manga School" milik Maeyama Machiko di daerah Kemang, Jakarta Selatan, dengan nama pena Chabanapoko.

Pada mulanya, di tahun 2005 sekembalinya dari Irlandia, Vivian masuk ke sekolah manga Michiko atas rekomendasi temannya. Kemudian di tahun 2006, Vivian menggambar komik legenda Prambanan untuk Majalah manga Indonesia 'Splash', dengan nama pena Dr.Vee.

Demi mewujudkan cita-citanya menjadi komikus manga profesional, serta dorongan motivasi dari Maeyama, pada tahun 2007 Vivian melanjutkan studi di Nihon Desain Gakuin jurusan Manga di Tokyo. Selain itu, Vivian turut bekerja menjadi asisten kartunis Hatake Kenjiro, penulis komik manga 'Hayate no Gotoku.

Saat ini, Vivian berada di Jakarta, di rumahnya di kawasan komplek Permata Hijau merawat ibunya yang sedang sakit, sambil tetap menggambar komik manga. Untuk proyek manga selanjutnya, Vivian akan mengambil tema kehidupan pelajar SMA. "Kali ini saya ingin merampungkan serial komik manga Shonen", ujar Vivian.

Serial "Kokkyounaki Gakuen" dapat dibaca gratis hingga 5 Januari 2012 di situs Club Sundae (http://club.shogakukan.co.jp/) (IM/JS)


Vivian Wijaya 

Komik Manga 3 Bahasanya Dipublikasikan Shogakukan Inc, Jepang

vivian wijaya di indonesiaproud wordpress com


Komik manga berjudul Kokkyonaki Gakuen (Campus Dwellers Without Borders)  karya Vivian Wijaya (33) dipublikasikan oleh Shogakukan Inc. melalui situs Club Sunday pada 4 November.“Editor saya mengajukan ceritanya karena keunikan latar belakang ceritanya,” kata Vivian.
Seperti dilansir Animenewsnetwork, (29/12/2011), menurut The Japan Times, cerita komedi realis tentang kehidupan sehari-hari tersebut merupakan manga Jepang pertama yang dibuat oleh penulis wanita Indonesia. Shogakukan juga mengatakan bahwa karya tersebut adalah komik pertama kali yang dipublikasikan secara beruntun, dalam bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia.
Chapter pertama Kokkyonaki Gakuen akan hadir di situs Club Sunday milik Shogakukan, dengan bahasa Jepang, Inggris dan Indonesia, sampai 5 Januari 2012.


Kokkyonaki Gakuen di indonesiaproud wordpress com
Cerita dalam manga tersebut berpusat pada Hajime Tomono, tokoh berusia 15 tahun yang mengalami kesenjangan budaya, saat hidup di sekolah asrama dengan berbagai murid dari sekitar 50 negara lebih.



Wijaya yang memiliki nama pena DrVee, memanfaatkan pengalaman pribadinya ketika menjalani sekolah menengah di Inggris, untuk menyusun komposisi cerita. Wijaya yang dilahirkan di Tokyo, memang telah menyukai manga sejak kecil, namun tidak memperoleh dukungan keluarganya untuk menjadi seniman manga.

“Menjadi seniman komik atau manga adalah impiannya saya sejak anak-anak,” kata penggemar Doraemon ini. “Orang tua saya membelikan saya banyak komik manga sehingga saya tidak lupa bahasa Jepang,“  katanya.

Hidup dalam lingkungan keluarga yang berprofesi dokter, Vivian didorong untuk masuk ke Royal College of Surgeons of Ireland di Dublin, Irlandia. Karena tidak puas dengan pekerjaannya sebagai dokter, pada tahun 2005, Wijaya mendaftarkan dirinya ke Machiko Manga School di Jakarta, dan Nippon Designers School di Tokyo (2007) untuk mengejar impiannya sebagai seniman manga.

Namun, setelah lulus, ia terkejut ketika para gurunya mengatakan padanya bahwa dia tidak punya prospek sebagai pengarang manga.

“Mereka mengatakan saya bagus, tetapi untuk menjadi pengarang manga profesional, prospek saya masih kabur. Coretan saya tidak bisa dijual dan tidak komersial,” ujarnya.
Vivian hampir putus asa. Namun, karena ia sangat mencintai dunia manga, akhirnya dia memutuskan untuk mencari jalan keluar atas masalahnya sehingga usahanya selama ini tidak sia-sia.

Vivian mengajukan lamaran sebagai asisten pada pengarang manga Kenjiro Hata, yang dikenal dengan karya berserinya “Hayate, the Combat Butler,” yang bercerita tentang seorang anak laki-laki yang memulai kerjanya sebagai kepala pelayan dan berbagai pengalamannya dengan majikannya.

Vivian diterima. “Sejujurnya saya katakan pada Hata bahwa saya ingin mengambil tekniknya dan belajar cara mengkomersialisasikan manga saya,” katanya. Dari Hata, Vivian juga belajar tentang kekurangan dan kelemahannya.
Dari gurunya tersebut, dia belajar tentang industri komik yang terus berubah dan bagaimana beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Hal itulah yang mengantarkannya pada debutnya sebagai seniman manga.
Saat ini Vivian sedang mengerjakan proyek berikutnya, dengan sasaran pembaca para pelajar SMA.


Sumber: techno.okezone.com, animenewanetwork.com, mdn.mainichi.jp