Vivian Wijaya
Komik Manga 3 Bahasanya Dipublikasikan Shogakukan Inc, Jepang
Komik manga berjudul Kokkyonaki Gakuen (Campus Dwellers Without Borders) karya Vivian Wijaya (33) dipublikasikan oleh Shogakukan Inc. melalui situs Club Sunday pada 4 November.“Editor saya mengajukan ceritanya karena keunikan latar belakang ceritanya,” kata Vivian.
Seperti dilansir Animenewsnetwork, (29/12/2011), menurut The Japan Times, cerita komedi realis tentang kehidupan sehari-hari tersebut merupakan manga Jepang pertama yang dibuat oleh penulis wanita Indonesia. Shogakukan juga mengatakan bahwa karya tersebut adalah komik pertama kali yang dipublikasikan secara beruntun, dalam bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia.
Chapter pertama Kokkyonaki Gakuen akan hadir di situs Club Sunday milik Shogakukan, dengan bahasa Jepang, Inggris dan Indonesia, sampai 5 Januari 2012.
Cerita dalam manga tersebut berpusat pada Hajime Tomono, tokoh berusia 15 tahun yang mengalami kesenjangan budaya, saat hidup di sekolah asrama dengan berbagai murid dari sekitar 50 negara lebih.
Wijaya yang memiliki nama pena DrVee, memanfaatkan pengalaman pribadinya ketika menjalani sekolah menengah di Inggris, untuk menyusun komposisi cerita. Wijaya yang dilahirkan di Tokyo, memang telah menyukai manga sejak kecil, namun tidak memperoleh dukungan keluarganya untuk menjadi seniman manga.
“Menjadi seniman komik atau manga adalah impiannya saya sejak anak-anak,” kata penggemar Doraemon ini. “Orang tua saya membelikan saya banyak komik manga sehingga saya tidak lupa bahasa Jepang,“ katanya.
Hidup dalam lingkungan keluarga yang berprofesi dokter, Vivian didorong untuk masuk ke Royal College of Surgeons of Ireland di Dublin, Irlandia. Karena tidak puas dengan pekerjaannya sebagai dokter, pada tahun 2005, Wijaya mendaftarkan dirinya ke Machiko Manga School di Jakarta, dan Nippon Designers School di Tokyo (2007) untuk mengejar impiannya sebagai seniman manga.
Namun, setelah lulus, ia terkejut ketika para gurunya mengatakan padanya bahwa dia tidak punya prospek sebagai pengarang manga.
“Mereka mengatakan saya bagus, tetapi untuk menjadi pengarang manga profesional, prospek saya masih kabur. Coretan saya tidak bisa dijual dan tidak komersial,” ujarnya.
Vivian hampir putus asa. Namun, karena ia sangat mencintai dunia manga, akhirnya dia memutuskan untuk mencari jalan keluar atas masalahnya sehingga usahanya selama ini tidak sia-sia.
Vivian mengajukan lamaran sebagai asisten pada pengarang manga Kenjiro Hata, yang dikenal dengan karya berserinya “Hayate, the Combat Butler,” yang bercerita tentang seorang anak laki-laki yang memulai kerjanya sebagai kepala pelayan dan berbagai pengalamannya dengan majikannya.
Vivian diterima. “Sejujurnya saya katakan pada Hata bahwa saya ingin mengambil tekniknya dan belajar cara mengkomersialisasikan manga saya,” katanya. Dari Hata, Vivian juga belajar tentang kekurangan dan kelemahannya.
Dari gurunya tersebut, dia belajar tentang industri komik yang terus berubah dan bagaimana beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Hal itulah yang mengantarkannya pada debutnya sebagai seniman manga.
Saat ini Vivian sedang mengerjakan proyek berikutnya, dengan sasaran pembaca para pelajar SMA.
Sumber: techno.okezone.com, animenewanetwork.com, mdn.mainichi.jp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar